memangnya ada hubungannya antara mata buram dengan perhatian? kedengarannya aneh yah. tapi tulisan ini mungkin bisa jadi cerminan diri, bagaimana perlakuan orang tua terhadap anak-anak.
gw pernah baca sebuah pengalaman seorang ibu dari majalah psikologi anak. majalah lama milik nyokap yang dikasih ke gw. cerita dari pengalaman ibu ini menarik perhatian gw. sang ibu mempunyai seorang putri yang berusia sembilan tahun dan sudah dua tahun dia memakai kacamata minus setengah dengan kelainan silindris ringan. si anak selalu mengeluh matanya buram padahal setiap setengah tahun ibunya selalu memeriksakannya ke dokter dan ukurannya belum berubah malah dokter mengakatakan bisa sembuh jika kacamatanya rajin dikenakan. karena keluhan-keluhan itu, ditambah seringnya ia mengosok-gosok matanya. buru-buru sang ibu membawanya ke dokter ahli mata dan hasilnya ternyata si anak menderita radang mata. dokter memberinya obat tetes mata. setelah obatnya habis si anak diperiksa kembali oleh dokter yang berbeda dan dokter mengakatakan kalau radangnya belum sembuh betul. dokter memberi obat mata yang lebih keras disertai obat anti radang dan vitamin.
selang sepuluh hari si anak diperiksa kembali. dokter mengakatakan kalau radangnya sudah sembuh dan diperiksa kembali ukuran lensanya. namun, biar dicoba dengan ukuran lensa sampai minus empat pun si anak tetap mengatakan buram. walaupun sudah diperiksa oleh berbagai dokter, namun tetap saja si anak mengatakan buram. hingga akhirnya si anak diperiksa oleh dokter yang kelima. mula-mula ukuran lensanya diperiksa kembali. ia diberi lensa yang paling ringan. jadi bukan menambah ukuran lensanya. ternyata si anak bisa membaca angka-angka yang diberikan. sungguh aneh! dokter mengulang kembali pemeriksaan tadi sambil mengajaknya bercakap-cakap.
"punya adik tidak?" tanya dokter
"punya, satu. cantik" jawab si anak malu-malu
dengan tersenyum dokter mengatakan bahwa si anak tidak membutuhkan kacamata, kemungkinan besar hanya karena faktor psikologis. ia ingin minta perhatian kedua orang tuanya.
kasus seperti ini mungkin pernah anda alami. faktor penyebabnya bisa bermacam-macam. bisa karena merasa iri hati pada adiknya, rendah diri, benci terhadapa pelajaran tertentu dan sebagainya. harapan anak perempuan itu, dengan mengatakan buram atau pegal matanya, ia akan mendapat perhatian lebih banyak dari orang tuanya. atau, memang kadang kala ia merasa pandangannya kabur kalau hatinya sedang gundah tapi begitu ia merasa bahagia dan aman, keburaman akan hilang. anak yang iri hati atau merasa kurang diperhatikan bisa bermacam-macam keluhannya seperti merasa buram matanya, pusing, mengeluh sakit perut, mengompol dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar