Apa
itu softskill?
Softskill adalah keterampilan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan keterampilan dalam
mengatur dirinya sendiri yang mampu mengembangkan suatu nilai kerja/hasil
secara maksimal. (Dennis E.coates, 2006).
Softskill adalah karakter
yang melekat pada diri seseorang dan sudah dibangun sejak kecil (didikan
lingkungan dan keluarga), kemampuan interpersonal diri pribadi seseorang
diluar kemampuan akademiknya (kecerdasan emosi, semangat, ambisi, empati,
dll). Interpersonal skill ini meliputi : manajemen waktu, punya goal setting
dan tujuan hidup yang jelas, kemampuan komunikasi, kemampuan sosialisasi
(berhubungan dengan orang lain), kepeminpinan, kemampuan berbicara di depan
publik/khalayak ramai, dsb.
Butuh usaha keras untuk
mengubahnya. Tetapi, soft skills bukan sesuatu yang stagnan. Soft skill hanya
bisa ditularkan, bukan diajarkan. softskill merupakan kemampuan dasar yang dapat ditumbuhkan
oleh siapa saja, agar dapat memotivasi diri kita ataupun orang lain untuk
mengembangkan keterampilan, membangun komunikasi, berkreasi, beradaptasi dengan
lingungan sekitar, berinovasi serta menumbuhan sifat kerjasama.
Perbedaan softskill & hardskill
Wikipedia
menuliskan pengertian Soft Skill dan Hard Skill sebagai berikut :
Soft
skills is a sociological term which refers
to the cluster of personality traits, social graces, facility with language,
personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying
degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical
requirements of a job.
sementara
untuk pengertian hardskill atau sebagai orang menyebutnya Hard Competence
sebagai berikut :
The hard competence referring to job-specific abilities, and
relevance will be about specific knowledge relating to “up to date” systems.
Dari
pengertian antara sofkill dan hardskill dapat kita menyimpulkan :
Setiap profesi profesi di tuntut untuk memiliki hardskill
yang khusus, tetapi sofkill bisa merupakan kemampuan yang harus di miliki
setiap profesi.
Keterkaitan softskill, hardskill, terhadap
dunia kerja & perkuliahan
Bukan berarti bahwa sekolah atau kuliah menjadi
tidak penting. Sebenarnya keterkaitan antara soft skill dengan dunia kerja
sangatlah erat. Keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan
membuat kita mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang
hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan
softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau
memperluas bisnis di masa depan.
Softskill yang
dibutuhkan oleh suatu perusahaan
Ada
lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
- Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
- Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
- Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
- Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
- Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)
Di
sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang
harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi
kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain,
serta attitude atau affective domain. (Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006).
Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur
(measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable)
melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi
adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.
Selain itu menurut Spencer&specer ada 2 (dua)
kompetensi yang berkaitan dengan bidang kerja, yakni Generic competencies,
merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua pegawai mengarah ke
softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies, merujuk
pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan
tertentu mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan,
kompetensi tersebut terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge : diukur melalui
ujian penilaian yang dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan
mengikutsertakan ke dalam pelatihan-pelatihan tertentu dan Attitude :
diukur secara lebih subjektif melalui penilaian terhadap perilaku yang
ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Knowledge (melalui pendidikan), Skill
(melalui pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga kerja
disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia kerja dengan menggunakan konsep
Link and Match.
Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial). Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan disiapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar