Dalam padang yang luas ini
Fantasiku masih liar berdiri
Menunggu sang bunga menyapaku
Dalam angina yang lewat berbisik
Satu…dua…tiga…
Mataku terpejam menanti satu musim yang disimpan
Tapi hingga empat musim datang
Sang bunga masih belum menyapaku
Padang luas ini sudah mulai menyempit
Sedangkan fantasiku masih tetap liar berdiri
Berapa musim lagi yang harus kusapa?
Tidak…aku lupa
Ternyata aku sudah lupa
Bahwa sang bunga telah jatuh gugur
Dalam salah satu musim dinginku
Aku lupa…
Bungaku telah lama tertidur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar