Kamis, 05 April 2012

Mengenal Bakat & Potensi Anak


Orangtua wajib mengenali apa sebenarnya bakat dan potensi yang ada di dalam diri buah hatinya. Dengan mengetahui bakat dan potensi anak lebih awal, orangtua akan lebih mudah mengarahkannya sehingga anak pun bisa menggali bakat dan potensinya sejak dini. Oleh karena itu, mengenali bakat anak secara dini akan menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang anak. Berikut beberapa tip untuk mengenali bakat anak Anda:

1. Apakah Anda sendiri atau pasangan Anda berbakat? Apakah ada satu atau lebih kakak/adik/ipar Anda yang berbicara lebih dini dari usianya saat di bawah tiga tahun? Bisa menunjukkan jalan pulang ke rumah dengan mudah? Memiliki ingatan setajam gambar? Kalau ya, maka tendensi itu akan menurun ke anak-anak Anda juga.

2. Kelewat sensitive mudah menangis, mudah terharu, gampang tersinggung, mudah terbangun dari tidur akibat suara yang biasa saja adalah cirri-ciri awal anak berbakat. Bahkan anak yang terkena iritasi akibat label baju di tengkuknya atau sambungan tebal di kaos kakinya, menunjukkan anak itu berbakat.

3. Memiliki skor test IQ di atas 125 adalah salah satu bakat yang ada dalam diri anak Anda. Hanya saja membutuhkan tes terpisah untuk menemukan bakat sesungguhnya. Apalagi tes IQ tidak bisa dilakukan untuk anak dengan umur di bawah 9 tahun karena tidak akan akurat.

4. Dalam kehidupan sehari-hari, anak itu memiliki ciri-ciri memberi perhatian, amat jeli, teliti dalam taraf yang kelewatan, menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, ingatan tajam, focus untuk waktu lama, mudah belajar dengan sedikit pengulangan saja serta bisa memberikan alas an kuat untuk segala tindakan dan ucapannya.
5. Dalam penguasaan bahasa, anak yang berbakat cenderung lebih maju kosakatanya daripada anak sebayanya, memulai aktivitas membaca pada usia dini, selalu bertanya,  “Bagaimana kalau….”atau “Kenapa bukan…..”. Ia juga memerlihatkan kemampuan untuk membaca cepat dan menjangkau topik yang luas.

6. Secara emosi dan social, anak tertarik pada topik-topik yang tidak lazim, seperti apa itu kematian, kemana orang sesudah mati, mengapa orang mati membusuk dan lain sebagainya. Secara kepekaan, anak seperti ini biasanya sangat sensitif dan secara fisik mudah diprovokasi untuk melakukan kegiatan luar ruangan.

7. Anak seperti ini juga memiliki selera humor yang baik, bahkan sampai ke level bisa mentertawakan diri sendiri, sama seperti orang dewasa. Ia juga biasanya perfeksionis, maunya semua tersusun, terpola dan selesai dengan sempurna. Anak semacam ini selalu penuh energi, tidak mudah lelah dan gampang menyesuaikan diri serta dekat dengan orang-orang dewasa.

8. Dia bisa berpikir abstrak, misalnya relasi kekeluargaannya yang rumit seperti sepupu atau ipar atau orangtua dari nenek. Pendeknya yang tidak berkaitan langsung dengan dirinya, itu sudah abstrak. Ia juga bisa memahami kerangka waktu di masa lampau dan masa depan, misalnya “Waktu ayah masih kecil…”.

9. Dia mampu menggambar, atau membangun sesuatu dengan kompleks dan pola yang tidak biasa, misalnya dengan medium balok, crayon, cat air, gambar, pasir, tanah liat dan sebagainya.

10. Ada perbedaan yang jelas antara anak berbakat dan anak cerdas. Anak berbakat cenderung pembosan, gemar main, tidak suka belajar karena sudah tahu jawabannya dan bahkan kelewat kritis sehingga mempertanyakan jawaban yang sudah ada. Anak cerdas suka belajar, mendengarkan dengan baik, bisa menjawab pertanyaan dengan baik, memberi perhatian dan menyukai berada di kisaran usia yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar