* Cari tahu penyebab anak mengompol, apakah ia mengalami gangguan medis, psikologis atau apa pun yang menjadi sumber ketegangan emosinya.
* Untuk mengetahui penyebabnya, orang tua mestinya berdialog dengan anak agar bisa menggali masalah yang sedang dihadapi anak. Pandai-pandailah mengajak anak berkomunikasi secara terbuka, tapi jangan sampai membuatnya tegang, sedih atau malu.
* Jangan pernah merasa lelah bersikap sabar dan bijak. Rasa malu punya anak yang masih mengompol sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah.
* Jangan menghakiminya sebagai anak yang jorok, nakal, atau tak bisa mandiri. Anak justru akan menjadi semakin malu dan merasa bersalah.
* Selami perasaan anak, adakah kebutuhan yang belum terpenuhi atau apakah ia merasa kurang perhatian sehingga berusaha menarik perhatian orang tua dengan cara mengompol.
* Jalin komunikasi intens dengan anak, baik kualitas maupun kuantitasnya. Penuhi kebutuhan anak akan kehadiran orang tua di sisinya dan kebutuhan untuk didengar keluh-kesahnya.
* Jika ada situasi atau kondisi yang membuat anak merasa tegang, seperti takut ke sekolah, cepat bantu carikan solusinya agar anak merasa aman dan nyaman, hingga tak takut lagi ke sekolah.
* Jika penyebabnya sudah diketahui, misalnya takut sekolah atau enggan mengikuti pelajaran tertentu karena gurunya "galak", maka orang tua perlu berkonsultasi dengan sang guru guna membicarakan masalah yang dialami anak.
* Jika penyebabnya karena lingkungan rumah, semisal merasa "cemburu" karena ayah-ibu lebih memperhatikan dan menyayangi adik/kakak ketimbang dirinya, mau tidak mau orang tua harus introspeksi dan mengubah pola perhatian dengan porsi yang adil pada masing-masing anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar